![]() |
Cover Negeri Para Bedebah |
Sejujurnya novel Negeri
Para Bedebah ini bukan novel yang ringan. Khususnya buat saya yang tidak
terlalu suka dengan bidang ekonomi, karena di novel ini banyak sekali membahas
tentang dunia ekonomi, mulai dari istilah-istilahnya, apa yang terjadi jika keputusan
A, B, C diambil, sampai kejahatan apa saja yang ada di sekitar bidang ekonomi
itu. Saya bahkan beberapa kali mengulang lembar-lembar awal novel ini supaya
lebih paham tentang kaitan kondisi ekonomi dengan konflik yang terjadi dalam
novel.
Cerita bermula ketika
Thomas, si tokoh utama, harus berurusan dengan Om Liem, adik Papanya yang sudah
sekian tahun dijauhinya demi menghilangkan kemarahan dimasa lalu yang sampai
sekarang masih begitu membekas. Tapi keluarga tetap saja keluarga. Mau sebenci
apapun Thomas pada omnya itu, tetap dia akan habis-habis an membela Om dan
Tantenya sampai titik darah penghabisan. Sekalipun itu berbahaya dan bahkan
mengorbankan keselamatannya sendiri. Terutama ketika dia menyadari ada yang
tidak beres dengan keadaan Bank Semesta yang dikelola oleh Om Liem.
Om Liem memang
menjalankan bisnisnya dengan segala cara, mulai yang baik dan benar hingga yang
diluar prosedur. Thomas setuju jika Omnya itu harus mempertanggung jawabkan
semua perbuatannya. Tapi dirinya tidak setuju jika cara yang digunakan untuk
menjebloskan om nya kedalam penjara ternyata bukan hanya sekedar menjebloskan,
tapi sampai menenggelamkan dalam-dalam Om Liem dan seluruh bisnisnya ke dalam
lubang gelap tak berdasar. Karena Thomas tidak akan membiarkan hal buruk itu
terjadi lagi untuk kedua kali. Kejadian masa lalu itu tidak boleh terulang
kembali.
***
Ketika membaca novel ini
saya beberapa kali mengkaitkan konflik yang terjadi dalam novel ini dengan
kejadian didunia nyata. Bahkan saya sempat beberapa kali membuka diskusi dengan
suami saya yang selalu tertarik dengan dunia ekonomi untuk mengkonfirmasi
tentang jika ada kejadian A maka akan berdampak B. Si mas suami sampai heran
karena jarang-jarang saya ngobrol membahas tentang ekonomi, walaupun tentu saja
obrolan saya tentang itu sangat dangkal. Dan jawaban serta penjelasan suami
saya semakin membuat saya semangat mengkait-kaitkan novel ini dengan kasus yang
pernah ada. Dan suami saya hanya komentar “Ya bedalah itu kan novel fiksi”.
Hahahaha
Tapi biarpun novel ini
hanya novel fiksi, ada banyak sekali pelajaran berharga didalamnya. Bukan dalam
bentuk quote-quote yang mudah dikutip, tapi berasal dari konflik-konflik yang
terjadi dan bagaimana para tokoh menyelesaikannya. Meskipun tentu saja antara
konflik dan penyelesaian yang ada sudah dibuat sedemikian rupa agar hasilnya
selalu berakhir tidak mengenaskan untuk mereka yang berada di pihak yang benar,
atau berada di pihak tokoh utama. Namanya juga novel ya kaan. Hahahaha
Banyak pelajaran yang
bisa diambil, mulai dari bagaimana Thomas mengesampingkan ego nya, Thomas yang
selalu bisa berpikir tenang ketika sedang berada dalam kondisi kritis, kawan-kawan
dari klub petarung Thomas yang selalu berusaha untuk menepati janji yang sudah
diucapkan, Opa yang tidak kenal lelah mengajari Thomas banyak hal sedari dia
kecil, sampai Kadek, si penjaga kapal Thomas, yang paham dengan prinsip bahwa
setiap orang punya urusan masing-masing dan kita tidak perlu ikut campur atau
bertanya-tanya jika yang bersangkutan sudah menunjukkan gerak gerik “urus saja
urusanmu sendiri”.
***
Yang membuat novel ini semakin
menarik buat saya adalah karena saya selalu membayangkan adegan-adegan di novel
ini seperti apa yang biasanya ada didalam film. Walaupun tentu saja
deskripsinya tidak sedetail film. Terutama ketika Thomas bertanding diatas ring
atau ketika Thomas membuat mobil opa jatuh tenggelam dalam Waduk didepan rumah
atau ketika Thomas memiliki ide untuk loncat dari pesawat yang baru saja
landing. Pastilah itu akan seru ketika bisa disaksikan langsung lewat layar
kaca. Hahaha.
Meskipun ketika sampai
di akhir cerita saya sedikit bingung dengan beberapa hal, tapi secara
keseluruhan saya jatuh cinta dengan novel Negeri Para Bedebah karya Tere Liye
ini. Dan saya langsung tidak sabar untuk membaca novel berikutnya yang berjudul
Negeri Di Ujung Tanduk. Saya tidak tau apakah novel ini merupakan sambungan
cerita dari Negeri Para Bedebah. Tapi saya berharap, keseruannya akan sama
dengan kisah Thomas di Negeri Para Bedebah. Atau jauh lebih seru juga tidak
masalah.
Cheers,
Noriko Reza
Menarik juga buat dibaca
BalasHapus