Kartu Elektronik sekaligus Member Toko Buku, Praktis kan |
Beberapa tahun yang lalu saat masih menjadi karyawan
kantoran, saya sempat menjadi salah satu pengguna transportasi umum Bis Transjakarta.
Dengan lokasi kantor yang ada di daerah Condet, saya biasanya menumpang Bis
Transjakarta dengan rute Sunter – PGC, kemudian dilanjutkan dengan ojek atau
metromini sampai ke depan kantor.
Namanya juga karyawan, jadi saya selalu menggunakan
bis ini ya disaat jam sibuk yaitu saat jam berangkat dan pulang kantor. Jangan ditanya
lagi deh gimana penuhnya penumpang di dalam bis. Tak hanya di dalam bis saja,
bahkan di loket pembayaranpun kadang antrian calon penumpang juga membludak
hingga tak jarang timbul kekacauan.
Salah satu penyebab menumpuknya antrian ini adalah
karena lamanya waktu yang dibutuhkan oleh petugas untuk melayani customer,
mulai dari menerima pembayaran, memberikan karcis bukti pembayaran hingga
menghitung uang kembalian untuk customer. Sekalipun penumpang sudah menyiapkan
uang pas, tetap saja ada waktu yang dibutuhkan petugas untuk memberikan karcis
sebagai bukti pembayaran. Dan yang paling bikin kesel buat saya adalah saat
kita masih harus antri di loket pembayaran, lalu tiba – tiba bis dengan rute
tujuan kita datang dan kemudian kita ditinggal karena bis tidak bisa lama
menunggu.
Sampai akhirnya pihak pengelola bis Transjakarta
mulai menerapkan metode pembayaran dengan menggunakan kartu elektronik sebagai
pengganti uang tunai. Begitu metode ini mulai diterapkan, saya segera
memutuskan untuk membeli kartu elektronik yang saat itu bisa didapatkan di
loket halte Transjakarta.
Saya langsung merasakan dampak dari penggunaan kartu
elektronik ini. Saya tidak perlu antri di loket atau repot mengambil uang di dompet
saat akan melakukan transaksi di halte Transjakarta. Saya cukup menempelkan
kartu elektronik saya pada card reader
yang ada pada pintu otomatis kemudian masuk deh ke area tunggu busway.
Sayangnya saat itu banyak penumpang lain yang belum mau menggunakan kartu
elektronik ini, meskipun para petugas sudah menghimbau setiap hari.
Alasan mereka beragam, mulai dari tidak tau apa
fungsi kartu elektronik, khawatir rugi karena saldo hangus jika menggunakan
kartu elektronik hingga kebingungan tentang cara melakukan top up saat saldo
pada kartu mereka habis nanti. Padahal beberapa informasi telah disediakan oleh
pihak pengelola di lokasi halte busway. Mulai dari petunjuk penggunaan kartu
elektronik, cara pengisian ulang hingga keuntungan yang diperoleh jika
menggunakan kartu tersebut. Tapi mungkin banyak orang yang malas membaca atau sekedar melihat informasi yang telah dibuat ini.
Sosialisasipun sebenarnya tak hanya dilakukan oleh
pengelola Transjakarta saja, melainkan juga secara tidak langsung dibantu oleh
bank penerbit kartu elektronik. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya iklan
yang menunjukkan tentang keuntungan penggunaan kartu elektronik yang tidak
hanya bisa digunakan saat naik bis Transjakarta, tapi juga bisa digunakan untuk
melakukan pembayaran di tol serta berbelanja di beberapa minimarket. Memang itu
adalah bentuk promosi bank penerbit. Promosi yang secara tidak langsung
mengedukasi masyarakat untuk menggunakan kartu elektronik.
Bahkan sempat muncul usulan dari beberapa pakar untuk
menerapkan tarif lebih mahal terhadap para penumpang yang membayar tiket secara
tunai. Cara ini diharapkan dapat mendorong para penumpang untuk segera beralih
dari sistem pembayaran tunai ke kartu elektronik. Tidak mudah memang mengganti
kebiasaan penumpang dari pembayaran tunai ke kartu elektronik.
Sampai akhirnya pada tahun 2015 yang lalu pengelola
Transjakarta memutuskan untuk “memaksa” seluruh penggunanya beralih dari
transaksi tunai ke kartu elektronik dengan meniadakan loket pembayaran cash.
Bagaimana reaksi pengguna Transjakarta? Awalnya memang banyak yang mengalami
kesulitan, juga banyak keberatan disana sini. Namun akhirnya mau tidak mau
mereka bisa beralih ke sistem pembayara dengan kartu elektronik.
Dampaknya sejak diberlakukan pembayaran dengan kartu
elektronik tersebut, antrian penumpang di loket serta pintu masuk area tunggu
busway hampir bisa dibilang tidak ada lagi. Kalaupun ada antrian hanya giliran
untuk men-tap kan kartu pada card reader yang hanya berlangsung tak lebih dari
20 detik.
Ternyata kita bisa juga menerapkan kebiasaan baru
yang positif pada masyarakat. Bukan hanya penumpang saja yang nyaman karena
tidak ada antrian, tapi pihak pengelola Transjakarta juga terbantu karena
keuangan mereka menjadi lebih transparan dan aman dengan sistem kartu
elektronik ini.
Astaga kalo saya tinggal di Jakarta, dompet saya makin tebal yaa Mbak Noriko, isinya kartuu semua..terakhir etoll nich
BalasHapusjustru dompet bisa tipis loh mbak, soalnya semua bisa pake kartu..
Hapusapalagi sekarang transaksi di toll juga mau diberlakukan dengan kartu ya..
Wah asyik ya kalau serba praktis begini :)
BalasHapushemat waktu juga karena nggak perlu repot hitung uang kembalian petugasnya
HapusSepertinya banyak yang takut duluan untuk beralih ke e-card karena belum terbiasa ya.. Padahal kalau udah ngerti cara pakainya bakal terasa mudahnya...
BalasHapusbetul mbak..lebih praktis padahal ya
HapusSepertinya masalahnya di keenganan orang berubah ya. Jadi meskipun mudah dan memudahkan, alasannya jadi macam-macam dan sering kali terasa dibuat2. Untuk masyarakat yang masih banyak anggotanya yang terjebak dengan pola pikir seperti ini, rasanya memang tidak ada jalan lain selain "memaksa" karena kalau hanya sekedar himbau-menghimbau ya nggak bakal jalan.
BalasHapusbetul sekali..berikutnya transaksi di tol juga akan "dipaksa" menggunakan kartu elektronik juga..
HapusSaya terakhir naik busway masih jaman ngantri karcis hehe udh lama bgt. Skrg udh keren ya pake kartu
BalasHapuswaah udah lama nggak naik busway lagi ya mbak..
Hapussekarang bis nya banyak yang baru dan bagus kondisinya..
Biarin aja orang gak mau pakai kartu elektronik, memang itu akibatnya kalau mereka gaptek. Transjakarta sudah betul memaksa semua orang pakai kartu elektronik. Karena biasanya mereka yang gaptek itu cenderung nggak mau baca aturan, dan kaum yang begini ini yabg cenderung merusak ketertiban.
BalasHapus