Siapa bilang yang harus siaga itu cuma suami?
Istri juga harus siaga loh. Siaga setiap hari selama 24 jam non stop, baik untuk suami atau untuk anak-anak di rumah. Siaganya istri nggak hanya SIAP ANTAR JAGA seperti jargon yang ada pada iklan televisi. Lebih dari itu siaganya istri kepada keluarga ini harus siap untuk segala kondisi, misalnya siap bangun saat anak tiba-tiba rewel saat malam hari, siap membantu saat suami kebingungan cari barangnya yang hilang dirumah hingga siap jadi perawat saat suami tiba-tiba sakit.
Sekitar 1 atau 2
tahun yang lalu si mas suami sempat menurun kondisi kesehatannya. Bukan sakit
yang parah sih awalnya, hanya flu dan demam biasa. Makanya sebagai dokter
keluarga saya hanya menyarankan untuk makan dan istirahat yang cukup. Biasanya
3 atau 4 hari akan berkurang flu dan demamnya.
Sayangnya si mas
waktu itu tidak menghiraukan anjuran saya dan memilih untuk segera pergi ke
dokter supaya diberikan resep yang dapat menyembuhkan flu dan demamnya.
Bukannya saya anti dokter, tapi memang jika sakit flu dan demam ringan biasanya
yang dibutuhkan memang hanya istirahat yang cukup. Tapi memang si mas nya nggak
sabar untuk segera sembuh, jadilah pergi ke dokter pilihannya.
Nah setelah
mendapatkan resep dari dokter dan menebusnya saya dan si mas segera pulang
kerumah untuk beristirahat. Tapi siapa sangka ternyata setelah minum obat, flu
dan demamnya si mas bukan nya menghilang malah menambah penyakit baru. Nggak
lama setelah minum obat dari dokter muka si mas bengkak dan mengalami sesak
nafas. Beruntung waktu itu dirumah sedang ada kedua orang tua si mas, jadi kami
langsung membawa mas kembali ke rumah sakit lagi.
Sesampainya di
rumah sakit, bengkak di wajah si mas semakin menjadi dan nafasnya semakin
sesak. Dari hasil pemeriksaan dokter mengatakan bahwa si mas ternyata alergi
dengan obat yang baru saja dikonsumsinya. Bengkak dan sesak nafasnya merupakan
reaksi tubuh pada alergi yang terjadi.
Dokter pun segera memberikan obat suntik untuk menetralisir alergi serta memasang selang oksigen untuk meringankan pernafasan. Selain itu dokter juga memasang beberapa alat di bagian dada untuk mengontrol detak jantung si mas. Setelah semua prosedur sudah dilakukan dan kondisi si mas mulai stabil, dokter menyarankan si mas untuk di rawat inap untuk memantau keadannya.
Saya dan mama
mertua yang melihat kejadian ini hanya bisa tertegun kaget sambil melongo.
Nggak menyangka kalau si mas punya alergi terhadap obat. Saya tidak
membayangkan apa jadinya kalau setelah minum obat tadi si mas langsung tidur
dan tidak menyadari bengkak di wajahnya. Karena ternyata efek dari alergi
terhadap obat sangat mengkhawatirkan. Bahkan dulu mama mertua sempat tidak
sadar juga karena alergi terhadap obat yang dimasukkan melalui cairan infus.
Saya dan si mas sama
sekali tidak menyalahkan dokter yang telah memberikan resep pada pemeriksaan
sebelumnya. Karena memang kami juga tidak tau jika ternyata si mas memiliki
alergi terhadap beberapa jenis obat. Dan dari kejadian tersebut, dokter di UGD
memberi kami beberapa informasi yang harus kami perhatikan, terutama saya, antara
lain:
1. Obat sebaiknya tidak dikonsumsi bersamaan, tapi beri
jeda 5-10 menit untuk setiap jenis obat yang akan diminum. Tujuan nya untuk
mengetahui apakah ada efek yang timbul setelah minum obat.
2. Jika sudah mengetahui riwayat alergi obat, selalu
informasikan kepada dokter terkait golongan obat apa yang tidak bisa kita
konsumsi, karena tidak semua dokter menanyakan hal ini sebelum menuliskan resep
(pengalaman pribadi kami).
3. Catat golongan obat yang tidak bisa kita konsumsi
dan simpan di dompet, ponsel atau jika memungkinkan pasang gelang/kalung
penanda dengan informasi alergi. Hal ini untuk memudahkan jika terjadi kondisi
darurat.
4. Selalu perhatikan efek yang terjadi setelah minum
obat. Jika yang dirasakan adalah gatal-gatal, bentol, batuk, demam, sesak nafas
hingga pembengkakan, segera hentikan konsumsi obat dan konsultasikan ke dokter.
Gara-gara
kejadian tersebut akhirnya si mas harus dirawat inap sekitar 3 hari di rumah
sakit. Dan saya jadi perawat pribadi si mas karena pagi harinya kedua orang tua si mas harus segera pulang ke Surabaya.
Banyak pelajaran
berharga dari kejadian tersebut, salah satunya saya sebagai istri jadi harus
lebih perhatian lagi terhadap stock obat-obat an yang selama ini ada dirumah.
Semua golongan obat yang menimbulkan alergi pada si mas saya eliminasi dari
kotak obat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu saya
juga jadi waspada dan cerewet saat si mas minum obat. Setelah obat tertelan
saya pasti akan bilang “jangan langsung tidur, deg-deg an nggak, sesak nafas
nggak”.
Karena mencegah
jauh lebih baik dan lebih mudah daripada mengobati kan.
Cheers,
Noriko Reza
Kalau aku ke dokter, biasanya ditanya dulu. Alergi obat, nggak. Kalau nggak dokter bebas kasih obatnya.
BalasHapusAlergi ini kl penanganannya ngga tepat emang efeknya bikin serem.. Semua kejadian ada hikmahnya ya mba, semoga semuanya sehat2 terus :)
BalasHapusHaduh alergi obat itu bikin panik yaa..saya juga pernah, jadi ngeri sendiri lihat efeknya dibadan Mbak Noriko
BalasHapusOoh minum obatnya harus dikasih jeda ya..makasih infonya
BalasHapusMoga sehat2 ya sekeluarga
Jadi ternyata obat apa yang jadi pemicu alergi obatnya, Mbak?
BalasHapus