Senin, 10 Juli 2017

Malam Minggu Bersama si Mas & Nasi Kebuli Bang Moch

Hari Sabtu tanggal 8 Juli kemarin, saya dan si mas sempat bingung mau makan malam apa. Gara-gara nya rencana kita untuk jalan-jalan ke mall di sore hari gagal terwujud. Biasanya kalau sorenya jalan ke mall, kami akan sekalian makan malam di mall baru kemudian pulang kerumah dengan perut kenyang. Setelah keliling daerah Meli Melo Harapan Indah yang ramai oleh ABG ABG yang nongkrong di pinggir jalan, akhirnya saya dan si mas memutuskan untuk mencoba nasi kebuli yang kebetulan belum pernah kami coba sebelumnya.


Biasanya saya dan si mas menikmati nasi kebuli kalau kebetulan sedang pulang ke Surabaya. Favorit kami adalah nasi kebuli yang dijual di daerah Wali Kota Mustajab dan di daerah Ampel. Rasanya nggak perlu ditanya lagi sih, karena kadang menghabiskan 1 porsi rasanya masih pengen nambah lagi, meskipun sebenarnya perut sudah kenyang karena porsinya yang lumayan banyak.

Sayangnya waktu mudik kemarin kami nggak sempat mampir ke 2 lokasi ini untuk melepas rindu dengan si nasi kebuli. Alhasil ketika saya dan si mas bingung mau makan malam apa, tiba-tiba si nasi kebuli ini mendadak muncul di pikiran saya. Kebetulan di daerah Harapan Indah ada kedai “Nasi Kebuli Bang Moch” yang terletak di Ruko Boulevard Hijau dan kami belum pernah mencobanya.
Kedai Nasi Kebuli Bang Moch ini tidak hanya memiliki menu utama nasi kebuli, namun juga ada nasi biryani, nasi mandhi, roti canai, hingga sambosa. Salah satu minuman kesukaan saya pun juga ada disini, yaitu teh tarik. Tapi kemarin saya sengaja tidak memesan teh tarik karena merasa sudah terlalu banyak mengkonsumsi minuman manis saat lebaran kemarin.


Kedai Nasi Kebuli Bang Moch di Harapan Indah memiliki penataan ruang yang dilengkapi meja dengan lesehan serta meja dengan kursi tanpa sandaran. Saya dan si mas memilih untuk duduk di area meja lesehan agar bisa lebih santai saat menunggu pesanan sambil mengobrol. Selain itu di dalam kedai juga dilengkapi dengan televisi sehingga customer tidak perlu merasa bosan saat menunggu menu. Kalau nggak cocok dengan acara televisinya, kita juga boleh minta ganti channel kok. Hehehe.


Nah untuk menu yang kami pesan kemarin adalah 1 porsi nasi kebuli ayam semur untuk saya dan 1 porsi nasi kebuli kambing bakar untuk si mas. Kalau porsi makan kita nggak terlalu banyak, kita juga bisa memilih untuk pesan nasi kebuli dengan porsi setengahnya saja, jadi nggak mubadzir kan hehehe. Sedangkan kalau kita datang ke kedai ini beramai-ramai, pesan saja nasi kebuli dengan paket nampan. Ada paket nampan untuk 5, 8, 12 atau 20 porsi.

Soal harganya sendiri nasi kebuli dibandrol mulai dari 8.000 untuk setengah porsi dan 12.000 untuk 1 porsi utuh. Sedangkan lauknya dibandrol mulai 11.000 untuk ayam dan 16.000 untuk kambing. Jadi kita bisa memilih porsi nasi kebuli sesuai dengan budget kita juga nih.

Nasi Kebuli Ayam Semur

Begitu nasi kebuli kami tiba, saya sedikit sedih dengan ukuran ayam yang ada pada nasi kebuli saya. Ukuran ayam bagian paha yang disajikan tidak terlalu besar untuk saya hehehe. Sampai – sampai si mas suami menawarkan untuk memesan lauk tambahan. Hehehe. Berbeda dengan ayam saya yang ukuran nya kecil, lauk kambing bakar milik si mas jumlahnya melimpah. Jadi daripada harus memesan lauk tambahan saya lebih memilih untuk mengambil lauk si mas. Apalagi daging kambing yang disajikan rasanya enaaaaak, empuk dan tidak ada bau kambing sama sekali.

Nasi Kebuli Kambing Bakar

Selain rasa lauk kambing nya yang oke punya, nasi kebuli yang disajikan pun juga tidak mengecewakan. Nasi kebulinya memiliki perpaduan rempah khas timur tengah yang disesuaikan dengan lidah customer nya di Indonesia. Nasi kebuli ini disajikan lengkap dengan toping lauk pilihan serta acar nanas dan sambal. Saya suka dengan acar nanas nya, rasanya manis asam, cocok dicampur dengan si nasi kebuli. Sedangkan untuk sambalnya saya hanya nyolek sedikit karena saya tidak terlalu doyan pedas. Tapi menurut si mas, sambelnya enak karena khas sambal Indonesia, dan pedasnya nendang.

Meskipun tadinya saya sempet sedih karena ukuran ayam semur yang disajikan kecil, tapi soal rasa si ayam semur nggak kalah enaknya dengan kambing bakar nya loh. Bumbu semurnya meresap sampai ke bagian daging paling dalam. Mungkin inilah yang menyebabkan ukuran daging ayamnya jadi menyusut. Karena biasanya kalau rasa bumbu meresap sampai daging paling dalam, artinya daging tersebut sudah direbus cukup lama dengan bumbunya. Nah proses merebus yang lama biasanya menurut pengalaman pribadi saya, bisa menyebabkan ayam semakin menyusut.

Selesai menghabiskan masing-masing menu pilihan kami, keringat si mas terlihat mulai mengucur lumayan deras. Padahal diruangan kedai ini ada AC yang suhunya nyaman. Ternyata si mas sedang kepanasan gara-gara sudah menghabiskan sambal kemudian dilanjutkan dengan minum segelas teh manis hangat. Kombinasi yang pas biar bisa berkeringat memang. Hehehe.


Kalau ditanya apakah saya akan kembali lagi ke kedai ini untuk mencoba menu yang lain. Pasti saya dan si mas akan langsung jawab dengan IYA. Iya pasti saya dan si mas akan mampir ke kedai Nasi Kebuli Bang Moch lagi untuk mencoba menu khas timur tengah yang lain nya.

Cheers,

Noriko Reza

2 komentar:

  1. Aku juga suka makan nasi kebuli mbaak. Enak banget ya itu bisa milih menu separo. cocok buat aku yang gak biasa makan banyak. Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak karena biasanya porsi nasi kebuli selalu menggunung nasinya

      Hapus