Rabu, 31 Mei 2017

Mengkonsumsi Ikan Nila

Beberapa minggu yang lalu, saya dan si mas bertemu dengan 2 orang teman sekelas kami waktu SMA di Surabaya. Sebagai sesama warga pendatang dari Surabaya, memang kami beberapa kali menyempatkan waktu untuk bertemu meskipun instensitasnya tidak sering. Dan agenda yang selalu dilakukan kalo ketemu ya apalagi kalo bukan ngorol sambil makan-makan.

Kebetulan kami kemarin memilih untuk makan di restoran all you can eat Shabu-Shabu. Menu yang disajikan cukup bervariasi mulai dari daging, sayur, jamur, sushi dan lain-lain. Tapi yang selalu jadi pilihan utama saat saya dan si mas kesana tentu saja shabu beef nya alias si daging sapi. Dan saat kami masih melihat-lihat daftar menu yang diberikan oleh pramusaji, ternyata salah satu teman kami berujar “eh aku nggak makan daging ya”. Wooow padahal daging disini enak.

Source: detikFood

Gara-gara munculnya pernyataan “aku nggak makan daging” tadi akhirnya obrolan di meja kami jadi seputar urusan pola makan sehat, berat badan, olahraga dan kesehatan. Dan tentu saja yang paling banyak tanya adalah si mas, karena diantara kita semua cuman si mas yang tumbuhnya kesamping dan kedepan hehehe. Dan pulang nya si mas pun bilang “mbes aku juga mau nggak makan daging ya, eh makan daging sih tapi seminggu sekali aja, besok masak ikan aja ya”.

Kemudian isi kulkas yang biasanya seputar ayam dan daging sapi, sekarang berubah jadi beberapa jenis ikan. Salah satunya adalah ikan nila. Saya termasuk jarang membeli ikan nila, karena saya tidak tau cara memasaknya. Paling saya biasanya hanya membeli ikan bandeng, lele, bawal atau kembung yang diolah dengan cara digoreng. Dan kalau melihat ukuran ikan nila yang saya beli tidak terlalu besar (1 kg isi 10 ikan), saya jadi tidak yakin akan menggoreng ikan ini, karena khawatir ukuran nya akan menciut saat digoreng.

Ikan Nila Yang Baru Keluar dari Lemari Pendingin

Mengolah Ikan dengan Tepat

Setelah melihat persediaan bumbu yang ada di kulkas, ternyata saya masih punya beberapa bumbu halus yang saya beli di pasar. Ada bawang merah, bawang putih, kunyit, kemiri dan jahe yang sudah masing-masing sudah diblender terpisah dan beberapa lembar daun-daun an. Saya ambil saja masing-masing bumbu 1-3 sendok teh ditambah dengan kecap asin, gula, garam, daun salam dan merica kemudian menumisnya hingga harum dengan sedikit minyak.

Setelah harum, saya tambahkan air dan masukkan saja ikan nila nya. Masak hingga matang dengan api kecil, kemudian jadilah si IKAN NILA BUMBU KUNING ala saya. Hehe. Ikan nila nya tanpa saya goreng sama sekali ya. Oiya sebelum merebus ikan nila, jangan lupa rendam ikan nila dengan garam dan jeruk nipis untuk mengurangi bau amis nya ya.

Abaikan Bentuknya ☺

Awalnya saya khawatir si mas nggak mau makan ikan nila buatan saya ini, tapi ternyata si mas doyan dan menurutnya enak (entah jujur atau enggak hehe). Karena si mas suami biasanya paling suka dengan ikan yang digoreng kering kemudian dicocol dengan sambal. Padahal cara memasak ikan dengan menggorengnya hingga kering ternyata dapat menurukan kadar omega 3 akibat minyak yang panas serta meningkatkan kadar lemak dalam ikan. Waduh selama ini ternyata saya salah >_<

Selain digoreng, cara mengolah ikan yang dapat menghilangkan manfaat nya adalah dengan dibakar. Ikan yang dibakar diatas bara api dapat menghasilkan racun yang tidak dapat diolah dalam metabolisme tubuh. Sehingga ikan yang seharusnya memberikan manfaat malah dapat berbahaya bagi tubuh. Baiklah saya salah lagi, karena selama ini kalau beli ikan di restoran pasti pilihnya ikan bakar.

Siapa sangka cara saya merebus ikan yang terkesan asal-asalan ternyata justru lebih sehat daripada dibakar atau digoreng. Yaah meskipun secara tampilan jadi kurang meningkatkan nafsu makan. Selain direbus, beberapa cara memasak ikan yang disarankan adalah dengan dipepes, dikukus, ditim atau ditumis (bukan digoreng).

Ikan Tongkol Pepes Buatan Saya

Untuk teknik memasak ikan dengan direbus kita tidak perlu merebus hingga mendidih berlebihan. Karena pendidihan yang berlebihan dapat menghilangkan protein yang terkandung dalam ikan. Sedangkan untuk cara dikukus, saya sempat mendapat saran dari si abang penjual ikan untuk mengkukus ikan nila bersama rempah – rempah seperti bawang putih, jahe dan bawang bombay, kemudian setelah matang tinggal disiram dengan saus atau sambal sesuai selera. Mengkukus ikan dengan bumbu rempah ini menurut si abang penjual ikan dapat mengurangi atau menghilangkan bau amis yang ditimbulkan ikan.

Kandungan Gizi & Manfaat Ikan Nila

Cara mengolah ikan yang baik tentu akan dapat mempertahankan kandungan gizi yang ada pada ikan tersebut. Termasuk ikan nila. Jika diolah dengan cara yang benar, maka kandungan seperti dibawah ini dapat kita peroleh dari ikan nila, yaitu:
  • Protein untuk menjaga daya tahan dan stamina tubuh
  • Omega 3 yang dapat menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan kesehatan sel-sel otak
  • Selenium sebagai antioksidan yang dapat merangsang penyerapan vitamin E dan C yang dapat meremajakan kulit serta mencegah penuaan dini
  • Fosfor yang dapat memperkuat tulang dan mencegah osteoporosis
  • Kalium untuk meningkatkan sirkulasi oksigen ke otak
  • Vitamin B12 yang memiliki manfaat meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah terjadinya anemia dan membantu proses pembentukan sek darah merah
  • Vitamin B-3 dan B-5 untuk melancarkan proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak


Beberapa kalangan bilang kalau makan ikan lebih sehat dibandingkan daging sapi, kambing atau ayam. Tapi tentu saja “lebih sehatnya” akan berlaku jika kita bisa mengolahnya dengan benar. Jadi mulai sekarang seperinya saya harus banyak belajar tentang cara mengolah ikan dengan baik supaya nggak rugi karena kehilangan manfaatnya gara-gara cara memasak yang nggak benar. Apalagi si mas sekarang pengen nya lebih sering makan ikan.

Selamat mempersiapkan menu berbuka puasa J
Cheers,

Noriko Reza

Tidak ada komentar:

Posting Komentar