Rabu, 21 Desember 2016

Pengalaman Pertama Bekam

Pengalaman Pertama Bekam
Jadi ceritanya beberapa waktu yang lalu saya sempat ditegur sama saudara saya karena jarang nulis lagi gara-gara sok sibuk ngurusin si mas suami yang kurang sehat. Padahal sebenarnya sih ada aja waktu buat nulisnya, cuman emang dasarnya aja yang agak males hehe.

Si mas suami beberapa bulan terakhir memang agak kurang sehat dan butuh perhatian agak lebih dibanding biasanya. Sampai - sampai ibuk dan mertua saya bergiliran menginap dirumah dengan jangka waktu agak panjang. Kalau ditanya sakitnya apa, saya kurang bisa mendeskripsikan kondisinya. Tapi yang jelas kami sampai harus datang ke beberapa dokter spesialis jantung dan yang terakhir kami pergi ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita dengan dokter spesialis paling senior. Iya paling senior biar lebih mantep sama hasilnya hehehe.

Alhamdulillah hasil akhirnya semua baik-baik saja dan tidak ada kondisi medis yang perlu dikhawatirkan. Setelah hasil medis dinyatakan baik - baik saja, kami disarankan oleh orang tua dan saudara untuk coba menjaga kondisi kesehatan dengan melakukan bekam yang kami mulai sejak kurang lebih 1 bulan terakhir.

Bekam (hijamah) ini merupakan salah satu metode pengobatan yang dilakukan dengan cara membuang darah kotor yang ada dalam tubuh melalui sayatan tipis di permukaan kulit. Bukan disayat sadis dengan pisau ya, tapi cuman di sayat tipis dengan pisau bedah kecil seukuran pensil. Bekam sendiri merupakan salah satu metode pengobatan tradisional yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW.

Karena ada adegan sayat menyayat, saya jadi agak sedikit drama. Antara takut sakit disayat, juga takut alat sayat yang dipakai kurang steril. Salah salah bukan nya sehat malah jadi nambah penyakit. Kemudian kami disarankan untuk ke klinik AsSabil oleh salah seorang saudara kami.

Kenapa klinik As Sabil?
Klinik As Sabil ini merupakan pelopor praktik bekam yang steril dan higienis, bahkan dilengkapi dengan izin depkes. Dan ini bukan cuman sekedar slogan di brosur saja loh, terbukti ketika saya datang ke klinik, suasana klinik nya tertata rapi dengan para terapis profesional yang tidak hanya berpengalaman di dunia bekam tapi juga di dunia medis (bahkan ada dokternya juga loh). Selain itu ada SOP yang selalu dijalankan oleh para terapisnya, yaitu selalu menggunakan sarung tangan dan masker ketika menangani pasien, serta selalu mensterilkan peralatan dan media yang akan dipakai untuk bekam.

Nah untuk ruangan nya pun, tidak hanya ada ruangan untuk bekam, tapi ada beberapa ruangan lain juga. Di lantai 1 ada ruangan untuk konsultasi, kamar bekam putri, tempat pendaftaran, tempat foto mata, ruang tunggu dan kasir merangkap tempat penjualan obat herbal. Sedangkan untuk kamar bekam pasien putra ada di lantai 2.

Ruang Kasir, mini apotik & ruang bekam putri (pintu sebelah kanan)

Peralatan yang ada di dalam kamar bekam antara lain ada ranjang, kursi pasien, peralatan bekam yang disimpan dalam lemari khusus (kalau di kamar bekam putra lemarinya ada diluar), serta meja, kursi dan kereta dorong untuk meletakkan peralatan lain nya.

Lemari sterilisator & rak penyimpan perlengkapan bekam

Ada sedikit perbedaan antara kamar bekam pasien putra dan putri. Kamar bekam pasien putri dilengkapi dengan pintu yang bisa dikunci ketika proses bekam dilakukan, sedangkan kamar bekam putra hanya ditutupi dengan tirai melingkar (seperti ruangan periksa dokter). Tapi tenang saja, pasien lain dan penunggu nggak akan bisa ngintip kok, kecuali kalo penunggu nya ikut masuk, seperti saya hehehehe.

Beberapa Perlengkapan di Dalam Ruang Bekam

Proses sebelum bekam
Sebelum melakukan proses bekam, saya dan si mas terlebih dahulu difoto di bagian mata. Foto di bagian mata ini dilakukan dengan menggunakan kamera biasa, hanya saja kamera akan didekatkan ke bagian mata supaya terlihat hasilnya lebih jelas. Bagian mata akan difoto dengan beberapa "pose". Ada lihat kanan, kiri, atas, bawah, juga melotot. Tujuan dari foto di bagian mata ini adalah untuk bahan analisa keluhan yang dialami oleh pasien. Setelah melakukan pemotretan di bagian mata, kami berdua kemudian melakukan konsultasi dengan ustadz Kathur Suhardi yang merupakan pendiri dan pelopor klimik As Sabil ini dengan membawa hasil pemotretan tadi.

Hasil Foto Mata

Naaah setelah proses konsultasi dan curhat selama kurang lebih 30 menit selesai, dimulailah proses bekam yang dilakukan oleh mbak mbak dan mas mas terapis yang sabar-sabar.

Kenapa saya bilang sabar? Karena mereka telaten ngurusin pasien macem kita berdua yang drama maksimal karena takut sama bekam sejak pertama kali pendaftaran, padahal proses bekamnya saja gimana aja kita nggak ada yang tau, taunya cuman kalo bekam itu berdarah - darah dan pakai jarum. Padahal ternyata nggak segitu seremnya sih.

Proses Bekam
Sebelum proses bekam dimulai, sesuai SOP terapis akan menyemprotkan cairan alkohol ke "singgasana kursi" untuk menjaga ke steril an, karena tentunya kursi ini kan dipakai bersama sama dengan pasien lain nya.

Kursi Yang Digunakan Untuk Bekam

Titik bekam di kunjungan pertama biasanya akan sama antara pasien 1 dengan lain nya, yaitu ada 11 titik di bagian punggung dan leher belakang. Proses bekam diawali dengan mengoles alkohol pada titik - titik yang akan dibekam, kemudian dilanjut dengan mengoles betadine pada titik tersebut. Selanjutnya titik yang sudah dioles dengan betadine tersebut di pompa dengan menggunakan alat kop (entah apa namanya yang bener, tapi saya suka menyebutkan alat kop :p). Tujuan dipompa ini adalah untuk mengebalkan permukaan kulit yang akan di sayat nantinya, sehingga dapat mengurangi rasa sakit.

Kurang lebih 5 menit setelah dipasang alat kop tadi, titik yang sudah ditentukan akan disayat tipis dengan menggunakan silet mini berukuran seperti pensil yang sudah di sterilkan. Nah sebelum disayat si mbak terapisnya akan mengajarkan kita untuk membaca doa yang artinya "Allah maha Penyembuh" sambil bernafas seperti biasa dan tidak tegang atau takut supaya nggak sakit. Setelah disayat, permukaan kulit kita akan di pompa lagi dengan alat kop sebanyak 2 kali, yang pertama untuk mengeluarkan darah kotor dari hasil sayatan tadi, selanjutnya setelah darah dibersihkan akan dipompa lagi untuk mengeluarkan darah kotor yang tersisa sampai keluar cairan beningnya. Jika cairan beningnya sudah terlihat maka alat kop akan dilepaskan.

Sampai disini proses bekam masih belum sepenuhnya selesai, karena permukaan kulit yang tadi telah disayat dan di pompa akan dioles lagi dengan betadine dan cairan habatus sauda untuk menjaga agar luka sayatan yang meskipun kecil tetap Steril dan terhindar dari infeksi.

Terakhir, setelah semua selesai, si mbak terapis akan membersihkan bekas cairan betadine dan habatus sauda yang masih ada di permukaan kulit supaya nggak nempel di baju kita. Dan setelah bekam, titik yang dibekam disarankan tidak terkena air dulu selama beberapa jam dan kalau terasa gatal tidak boleh digaruk supaya tidak menimbulkan luka.

Reaksi Saat & Setelah Bekam
Saat proses bekam ada beberapa reaksi yang mungkin timbul, ada yang biasa aja, ada juga yang mungkin langsung merasa pusing dan mual. Untuk mengantisipasi ini para terapis biasanya akan menanyakan kondisi kita setelah mereka melakukan sayatan dan menyediakan kantong plastik jika ada pasien yang akan muntah.

Kalo saya dan si mas Alhamdulillah waktu bekam pertama, walaupun drama karena takut nggak sampai pusing atau mual, cuman tangan dan kaki dingin semua karena tegang hehehe. Sedangkan setelah bekam si mas ngerasa badan nya lebih enak dan tidur nya jadi lebih nyenyak dibanding sebelumnya. Kalo saya sendiri masih terasa biasa saja, tapi memang tidur jadi lebih nyenyak hahahaha doyan tidur sih

Posisi Pasien Ketika Bekam pada Tubuh Bagian Belakang

Kalo saya ditanya rasanya sakit atau nggak? Saya pasti bilang sakit sih, tapi nggak sesakit yang saya bayangkan sebelumnya. Karena yang saya bayangkan sebelumnya bukan disayat tipis begitu tapi ditusuk jarum. Bagian ini juga yang membedakan klinik bekam As Sabil dengan yang lain, yaitu mereka tidak menggunakan jarum. Karena menurut penjelasan mereka jika menggunakan jarum maka tusukan akan dalam dan yang keluar akhirnya bukan hanya darah kotor tetapi juga ada darah bersihnya.

Normalnya untuk menjaga kesehatan, kegiatan bekam ini disarankan setiap 1 bulan sekali. Tapi berhubung si mas keluhan nya agak banyak dan juga sekalian ikhtiar untuk program hamil, jadi episode bekam untuk si mas harus seminggu sekali, sedangkan saya dua minggu sekali.

Ouuuch Baiklah kalo begitu sampai ketemu di episode bekam selanjutnya.

2 komentar:

  1. Sapa yang negur sapa...coba sini kakak sentil...#eaaaaa...hahahaha...oalah sehat terus ya...semoga ikhtiar promilnya berhasil...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha anu mbak mbak dipojok sana kuwi mbak..hahaha..
      Amiin..

      Hapus