Selasa, 28 Juni 2016

Baca Novel atau Nonton Film?

Menyambut libur lebaran ada beberapa film yang akan tayang di bioskop nih, ada Rudy Habibie, Koala Kumal dan Sabtu Bersama Bapak yang ketiganya diangkat dari novel best seller dengan judul yang sama. Kebetulan aku sudah punya ketiga novel nya nih JJ. Dari 3 judul tersebut, hanya Koala Kumal yang belum sempat dibaca sampai sekarang, padahal bukunya sudah dibeli lebih dulu dari 2 judul yang lain.

Ngomongin tentang novel yang diangkat ke layar lebar, biasanya akan muncul pertanyaan “bagus mana novelnya atau filmnya?” atau “mending nonton filmnya dulu atau baca novelnya?”

Selain pertanyaan tersebut, setelah nonton filmnya biasanya juga akan muncul pernyataan “yaah bagus novelnya ternyata” atau “perasaan di novel ada adegan ini, kok di filmnya nggak muncul sih”, dan pernyataan lainnya.

Wajar sih kalau banyak diantara kita yang akan membandingkan seperti itu, terutama yang baca novelnya kemudian lihat filmnya. Naluri membandingkan dan kemudian berkomentar pasti akan selalu ada hehehe.

Baca novel dulu baru nonton filmnya atau nonton film dulu baru baca novelnya dua-duanya sudah pernah aku coba sih. Dan menurutku lebih seru baca novelnya dulu hehehe. Karena tentu saja jalan cerita di novel biasanya akan lebih detail dan lengkap daripada di filmnya. Ya iyalah habis novel sampe segitu tebelnya, sedangkan film harus dibatasi dengan durasi dan biaya produksi.

Hanya saja dengan membaca novel dulu baru nonton filmnya biasanya akan lebih banyak menimbulkan kekecewaan daripada kepuasan (pendapat pribadi sih hehe). Yang paling bikin kecewa adalah saat jalan cerita di film jauh berbeda dengan jalan cerita di novel. Pasti bawaan nya akan gemes kalo nonton, sambil ngomong sendiri “laaah itu kan nggak gitu sih sebenernya” kemudian sampe rumah buka novelnya lagi dan malah baca ulang bukunya.

Meskipun lebih sering kecewa, tapi tetep aja nonton film setelah baca novelnya itu seru dan menyenangkan. Karena pasti akan ada rasa penasaran yang muncul terhadap visualisasi dari novel yang sebelumnya hanya kita imajinasikan sendiri. Dan ketika visualisasinya seperti yang kita bayangkan atau bahkan lebih bagus rasanya akan puas baget dan kekecewaan yang timbul biasanya akan tertutupi.

Berbeda dengan kalo kita nonton filmnya dulu baru kemudian baca novelnya (kalo berminat). Kekecewaan yang muncul biasanya lebih minim karena sebelum nonton kita nggak berekspektasi apapun terhadap film tersebut. Mulai dari belum tau jalan ceritanya, siapa aja tokohnya, belum berimajinasi tentang jalan ceritanya dan belum tau ending ceritanya. Paling hanya kaget dan ber ooh ria yang muncul setelah kemudian memutuskan baca novelnya.

Pernah juga aku memutuskan untuk hanya nonton filmnya saja atau baca novelnya saja. Seperti The Hobbit dan Twilight, untuk kedua judul ini sejauh ini hanya nonton filmnya dan belum tertarik baca novelnya, meskipun untuk Twilight sudah punya novelnya lengkap. Pengen sih baca novelnya juga tapi karena banyak judul-judul baru yang bermunculan akhirnya gagal terus deh hehehe.

Mau baca buku dulu atau nonton film dulu, yang penting setelah baca atau nonton terhibur, bonusnya yang baik bisa kita tiru, dan yang buruk bisa jadi pelajaran. Setuju nggak?

Novel yang Akan Segera Tayang di Layar Lebar

1 komentar: