Menyambut libur lebaran ada
beberapa film yang akan tayang di bioskop nih, ada Rudy Habibie, Koala Kumal
dan Sabtu Bersama Bapak yang ketiganya diangkat dari novel best seller dengan
judul yang sama. Kebetulan aku sudah punya ketiga novel nya nih JJ. Dari 3 judul
tersebut, hanya Koala Kumal yang belum sempat dibaca sampai sekarang, padahal
bukunya sudah dibeli lebih dulu dari 2 judul yang lain.
Ngomongin tentang novel yang
diangkat ke layar lebar, biasanya akan muncul pertanyaan “bagus mana novelnya
atau filmnya?” atau “mending nonton filmnya dulu atau baca novelnya?”
Selain pertanyaan tersebut,
setelah nonton filmnya biasanya juga akan muncul pernyataan “yaah bagus
novelnya ternyata” atau “perasaan di novel ada adegan ini, kok di filmnya nggak
muncul sih”, dan pernyataan lainnya.
Wajar sih kalau banyak diantara
kita yang akan membandingkan seperti itu, terutama yang baca novelnya kemudian
lihat filmnya. Naluri membandingkan dan kemudian berkomentar
pasti akan selalu ada hehehe.
Baca novel dulu baru nonton
filmnya atau nonton film dulu baru baca novelnya dua-duanya sudah pernah aku
coba sih. Dan menurutku lebih seru baca novelnya dulu hehehe. Karena tentu saja
jalan cerita di novel biasanya akan lebih detail dan lengkap daripada di filmnya. Ya iyalah
habis novel sampe segitu tebelnya, sedangkan film harus dibatasi dengan durasi dan biaya produksi.
Hanya saja dengan membaca novel
dulu baru nonton filmnya biasanya akan lebih banyak menimbulkan kekecewaan
daripada kepuasan (pendapat pribadi sih hehe). Yang paling bikin kecewa adalah
saat jalan cerita di film jauh berbeda dengan jalan cerita di novel. Pasti bawaan
nya akan gemes kalo nonton, sambil ngomong sendiri “laaah itu kan nggak gitu
sih sebenernya” kemudian sampe rumah buka novelnya lagi dan malah baca ulang
bukunya.
Meskipun lebih sering kecewa,
tapi tetep aja nonton film setelah baca novelnya itu seru dan menyenangkan. Karena
pasti akan ada rasa penasaran yang muncul terhadap visualisasi dari novel yang
sebelumnya hanya kita imajinasikan sendiri. Dan ketika visualisasinya seperti
yang kita bayangkan atau bahkan lebih bagus rasanya akan puas baget dan
kekecewaan yang timbul biasanya akan tertutupi.
Berbeda dengan kalo kita nonton
filmnya dulu baru kemudian baca novelnya (kalo berminat). Kekecewaan yang
muncul biasanya lebih minim karena sebelum nonton kita nggak berekspektasi
apapun terhadap film tersebut. Mulai dari belum tau jalan ceritanya, siapa aja
tokohnya, belum berimajinasi tentang jalan ceritanya dan belum tau ending
ceritanya. Paling hanya kaget dan ber ooh ria yang muncul setelah kemudian
memutuskan baca novelnya.
Pernah juga aku memutuskan untuk
hanya nonton filmnya saja atau baca novelnya saja. Seperti The Hobbit dan Twilight,
untuk kedua judul ini sejauh ini hanya nonton filmnya dan belum tertarik baca
novelnya, meskipun untuk Twilight sudah punya novelnya lengkap. Pengen sih baca
novelnya juga tapi karena banyak judul-judul baru yang bermunculan akhirnya
gagal terus deh hehehe.
Mau baca buku dulu atau nonton
film dulu, yang penting setelah baca atau nonton terhibur, bonusnya yang baik
bisa kita tiru, dan yang buruk bisa jadi pelajaran. Setuju nggak?
![]() |
Novel yang Akan Segera Tayang di Layar Lebar |
Monggo mampir :D
BalasHapuscoretanhatiukhti.blogspot.com