Kamis, 21 Januari 2016

Ayat - Ayat Cinta 2



Novel Ayat - Ayat Cinta & Ayat - Ayat Cinta 2

Akhirnya sampai juga novel Ayat – Ayat Cinta yang kemarin saya beli lewat toko buku online Bukukita.com. Senengnya waktu beli kebetulan lagi ada promo gratis novel Ayat – Ayat Cinta yang pertama dengan harga sama dengan yang ada di toko buku, plus buku yang kedua dapet tanda tangan dari penulisnya.

Kali ini saya bukan mau menulis tentang synopsis ceritanya, tapi saya ingin menuliskan tentang pendapat saya terhadap novel ini.

Sebelum membuka Bab pertama novel ini, yang saya perhatikan adalah tebal bukunya. Wooow bukunya lebih tebal dari seri sebelumnya. Saya membatin, semoga isinya nggak membosankan, semoga isinya menarik seperti novel Ayat – Ayat Cinta yang pertama. Daaaan yang terjadi adalah saya justru nggak bisa berhenti membuka lembar demi lembar novel ini karena banyak yang membuat penasaran. Sampe suami saya komentar, emang nggak capek baca buku setebel itu dari pagi sampe malem nggak berhenti – henti.

Di lembar – lembar awal novel Ayat – Ayat Cinta 2 ini saya dibuat penasaran dengan sosok Aisyah istri Fahri yang sebelumnya di kabarkan sedang mengandung anak pertama mereka, namun kali ini sosoknya sama sekali belum muncul. Karena terus penasaran, akhirnya saya langsung membuka bagian akhir novel tersebut untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi dengan Aisyah hehehe, jangan ditiru yaaa.

Sosok Fahri dalam novel ini digambarkan sebagai seorang yang menurut pendapat saya pribadi terlalu sempurna hehehehe. Bayangkan menikah dengan wanita kaya raya, baik hati kepada semua orang meskipun sudah diperlakukan dengan tidak baik, ikhlas membantu sesama tanpa memperhitungkan apapun, sabar luar biasa, setia kepada istrinya, taat beragama dalam kondisi apapun dan sukses di karirnya. Sosok suami idaman semua wanita pastinya. Meskipun demikian, saya percaya sosok seperti ini pasti masih ada, walaupun mungkin sulit dijumpai.

Pelajaran paling berharga dari kedua novel karya kang Abik yang ingin saya terapkan adalah mengenai keikhlasan Aisyah sebagai istri yang berbakti kepada suaminya sebagai Imam. Bakti yang dilandasi atas cinta kepada sang pencipta dan agama. Bayangkan aja bagaimana dia ikhlas mengijinkan suaminya berpoligami (meskipun akhirnya Maria meninggal dunia) dan kuat melihat suaminya hidup dengan keluarga barunya. Kalau dipikir tentu hal ini nggak akan mungkin terjadi di dunia nyata. Nggak mungkin disini maksudnya adalah mengenai sosok wanita yang rela dipoligami dengan alasan apapun (pendapat saya sih).

Secara keseluruhan saya suka dengan jalan cerita yang dituliskan oleh kang Abik dalam novel Ayat-Ayat Cinta, baik yang pertama maupun yang kedua. Banyak hal positif yang diberikan, namun tidak terkesan sedang menggurui. Ayat – ayat Alquran, hadist, pendapat ulama, sejarah Islam, bahkan hingga cuplikan – cuplikan kitab suci beberapa agama pun ditampilkan didalam novel ini. Jadi jangan ragu untuk membaca novel ini secara keseluruhan ya, karena selain sangat menghibur juga sarat akan manfaat.

1 komentar:

  1. saya juga suka dengan novel2 karya penulis, yang ayat2 cinta 1 gak punya. tapi kalau ayat cinta 2 saya punya. seru bacanya dan cepet habis, walau tebel hehe

    BalasHapus