![]() |
Novel Ayat - Ayat Cinta & Ayat - Ayat Cinta 2 |
Akhirnya sampai juga novel Ayat – Ayat Cinta yang kemarin saya beli lewat toko buku online Bukukita.com. Senengnya waktu beli kebetulan lagi ada promo gratis novel Ayat – Ayat Cinta yang pertama dengan harga sama dengan yang ada di toko buku, plus buku yang kedua dapet tanda tangan dari penulisnya.
Kali ini saya bukan mau menulis
tentang synopsis ceritanya, tapi saya ingin menuliskan tentang pendapat saya terhadap
novel ini.
Sebelum membuka Bab pertama novel
ini, yang saya perhatikan adalah tebal bukunya. Wooow bukunya lebih tebal dari
seri sebelumnya. Saya membatin, semoga isinya nggak membosankan, semoga isinya
menarik seperti novel Ayat – Ayat Cinta yang pertama. Daaaan yang terjadi
adalah saya justru nggak bisa berhenti membuka lembar demi lembar novel ini
karena banyak yang membuat penasaran. Sampe suami saya komentar, emang nggak
capek baca buku setebel itu dari pagi sampe malem nggak berhenti – henti.
Di lembar – lembar awal novel Ayat
– Ayat Cinta 2 ini saya dibuat penasaran dengan sosok Aisyah istri Fahri yang
sebelumnya di kabarkan sedang mengandung anak pertama mereka, namun kali ini
sosoknya sama sekali belum muncul. Karena terus penasaran, akhirnya saya
langsung membuka bagian akhir novel tersebut untuk mengetahui apa sebenarnya
yang terjadi dengan Aisyah hehehe,
jangan ditiru yaaa.
Sosok Fahri dalam novel ini
digambarkan sebagai seorang yang menurut pendapat saya pribadi terlalu sempurna
hehehehe. Bayangkan menikah dengan wanita kaya raya, baik hati kepada semua
orang meskipun sudah diperlakukan dengan tidak baik, ikhlas membantu sesama
tanpa memperhitungkan apapun, sabar luar biasa, setia kepada istrinya, taat
beragama dalam kondisi apapun dan sukses di karirnya. Sosok suami idaman semua
wanita pastinya.
Meskipun demikian, saya percaya sosok seperti ini pasti masih ada, walaupun
mungkin sulit dijumpai.
Pelajaran
paling berharga dari kedua novel karya kang Abik yang ingin saya terapkan
adalah mengenai keikhlasan Aisyah sebagai istri yang berbakti kepada suaminya
sebagai Imam. Bakti yang dilandasi atas cinta kepada sang pencipta dan agama.
Bayangkan aja bagaimana dia ikhlas mengijinkan suaminya berpoligami (meskipun
akhirnya Maria meninggal dunia) dan kuat melihat suaminya hidup dengan keluarga
barunya. Kalau dipikir tentu hal ini nggak akan mungkin terjadi di dunia nyata.
Nggak mungkin disini maksudnya adalah mengenai sosok wanita yang rela
dipoligami dengan alasan apapun (pendapat saya sih).
Secara keseluruhan saya suka
dengan jalan cerita yang dituliskan oleh kang Abik dalam novel Ayat-Ayat Cinta,
baik yang pertama maupun yang kedua. Banyak hal positif yang diberikan, namun
tidak terkesan sedang menggurui. Ayat – ayat Alquran, hadist, pendapat ulama,
sejarah Islam, bahkan hingga cuplikan – cuplikan kitab suci beberapa agama pun
ditampilkan didalam novel ini. Jadi jangan ragu untuk membaca novel ini secara
keseluruhan ya, karena selain sangat menghibur juga sarat akan manfaat.
saya juga suka dengan novel2 karya penulis, yang ayat2 cinta 1 gak punya. tapi kalau ayat cinta 2 saya punya. seru bacanya dan cepet habis, walau tebel hehe
BalasHapus