Kamis, 28 Januari 2016

Menikmati Transportasi Umum di Jakarta


Salah satu transportasi umum yang paling sering saya gunakan adalah bis transjakarta. Jenis transportasi ini selain murah juga cukup aman dan nyaman untuk digunakan, karena adanya area khusus wanita. Sehingga ketika kondisi bis penuh dan harus berdesakan nggak perlu was – was dengan aksi tangan jahil laki – laki yang mungkin memanfaatkan situasi ini. Selain itu rute – rute yang dijangkau oleh bis ini juga cukup banyak, ada kurang lebih 12 koridor yang terintegrasi dan tersebar di seluruh wilayah Jakarta.

Rute yang paling sering saya tempuh adalah Pulogadung – Sunter dengan transit dan pindah koridor di Cempaka Putih. Rute ini sering saya lewati karena si mas suami saya kantornya di area Sunter, jadi kalau weekend dan kita pengen jalan – jalan setelah pulang kerja saya akan menyusul ke kantornya. Kebetulan kantor si mas suami pas di depan Halte Sunter, jadi kita bisa langsung jalan – jalan tanpa harus ribet urusan jemput menjemput yang membutuhkan waktu dan biaya lebih di bensin nya :)

Dulunya kalau mau naik bis transjakarta ini, saya harus terlebih dahulu naik angkot ke pulogadung, karena transjakarta belum menjangkau area Harapan Indah. Angkot yang saya naiki pun harus berganti – ganti. Pertama saya harus naik angkot khusus yang disediakan perumahan dengan biaya Rp 5.000 dari depan pintu perumahan saya yang letaknya di pojok belakang menuju ke Pintu masuk utama. Angkot khusus ini rutenya memang hanya di dalam kompleks Harapan Indah saja, sehingga setelah sampai di pintu masuk utama Harapan Indah saya harus ganti lagi dengan angkot yang menuju ke Pulogadung dengan biaya kurang lebih Rp 3.500 – Rp 4.000. Baru kemudian di Pulogadung saya bisa naik bis Transjakarta dengan biaya Rp 3.500. Sehingga total biaya yang harus dikeluarkan kurang lebih Rp 12.500.

Kemudian sekitar bulan Mei 2014 transjabodetabek mulai melayani rute Pulogadung Harapan Indah dan sebaliknya. Saya yang memang cukup bergantung dengan moda transportasi ini jadi sangat girang dengan adanya pelayanan baru ini, karena bisa menghemat ongkos angkot hehehe J. Lumayan bisa menghemat ongkos angkot yang biasanya dikeluarkan untuk angkot rute Harapan Indah Pulogadung dan sebaliknya. Ditambah lagi menempuh jarak Harapan Indah Pulogadung dan sebaliknya itu dengan bis tertutup ber AC tanpa terganggu asap kendaraan, tanpa para pengamen yang banyak naik turun angkot dan tanpa NGETEM :) :).

Halte Harapan Indah. Gambar diambil dari Tabloid Harapan Indah

Ternyata yang bikin saya girang nggak cuman tambahan rute baru Harapan Indah Pulogadung itu saja loh, karena kurang lebih 1 tahun kemudian, tepatnya sekitar Agustus 2015, pihak Perum Pengangkutan Djakarta (PPD) juga mulai mengoperasikan Transjabodetabek rute Harapan Indah Pasar Baru. Yang mana bis transjabodetabek ini diijinkan untuk melayani penumpang mulai dari bundaran patung kuda, yang artinya jaraknya dekat sekali dengan lokasi saya tinggal hehehe :) :) :)

Di Dalam Transjabodetabek, serasa naik bis pribadi karena sepi


Saya cukup jalan kaki sedikit dari rumah ke pos security, kemudian setelah keluar perumahan langsung disambut dengan bis bis biru Transjabodetabek. Dengan biaya awalnya Rp 9.000 yang kemudian di diskon menjadi Rp 7.000, tentunya ini jauh lebih hemat dan praktis dari sebelumnya. Tujuan dari promosi biaya yang murah ini sebenarnya adalah untuk menarik minat warga agar mau beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum agar mengurangi kemacetan.

Sebenarnya memang menggunakan transportasi umum jenis ini akan lebih hemat biaya dan hemat tenaga karena kita tinggal duduk cantik kemudian tidur manis JJ, tapi memang dari segi waktu terkadang kurang efisien. Terutama kalau jumlah armada yang beroperasi sedang sedikit, atau armada yang beroperasi terjebak macet di suatu titik, sehingga kita harus menunggu lama. Salah satu penyebabnya adalah jalur transjakarta/transjabodetabek (busway) yang belum sepenuhnya steril.

Mungkin kalau jalurnya sudah 100% steril dan mobilitas armadanya tidak terganggu dengan faktor – faktor lain, pasti akan banyak warga yang beralih ke moda transportasi ini. Semoga. Sehingga kemacetan Jakarta bisa terurai dan teratasi.

Saran saja sih, kalau kalian mau menggunakan moda transportasi bis transjakarta / transjabodetabek ini jangan berangkat terlalu mepet ya, sehingga kalau harus menunggu armada kalian bisa menunggu dengan tenang :). 

Dan jangan lupa HATI – HATI dengan BARANG BAWAAN serta PERHATIKAN LANGKAH SAAT KELUAR MASUK BIS.



Yuuuk Pakai Transportasi Umum 

Kamis, 21 Januari 2016

Kerja, Nikah & Resign


Cuma bisa masak Mie dan goreng Nugget
.



Dulu waktu masih serumah sama Ibu’ bisa dibilang saya dan semua anak Ibu’ jarang banget bantu Ibu’ masak di dapur. Karena sudah ada mbak yang bantu Ibu’ didapur, mbak disini maksudnya adalah mbak asisten rumah tangga ya, bukan mbak alias kakak alias anak pertama Ibuk. Karena si anak pertama, kedua, ketiga atau keempat semuanya sama sih, jarang bantu Ibu’ masak di dapur hehehehe.
Pernah beberapa kali coba bantu Ibu’ masak, tapi bukan masak beneran, cuman masuk – masuk in bahan – bahan yang mau dimasak aja. 

Itu pun juga sambil teriak – teriak,  “Bu’ dimasukin segini kebanyaan nggak? Buuu’ lihat dulu segini bener nggak?” hahahaha.

Lama – lama mikir juga nanti kalo sudah nikah terus nggak bisa masak gimana yaa?

Berkaca sama si mbak anak pertama yang sudah nikah duluan dan nggak bisa masak ternyata punya asisten rumah tangga yang pinter masak jadi bikin saya mikir, oiya deh gak masalah nggak bisa masak, nanti bisa cari asisten rumah tangga yang bisa masak.

 Tapi kemudian pikiran agak berubah setelah menikah dan suami ngajak tinggal di Jakarta yang tentu aja jauh dari Ayah Ibu’ ataupun Mama Papa mertua. Nah looooh gimana caranya bisa dapet asisten rumah tangga yang bisa dipercaya buat ditinggal dirumah sendirian sementara saya dan suami harus pergi kerja.

Solusi sementara di awal – awal menikah dan belum punya asisten rumah tangga akhirnya adalah selalu beli masakan yang sudah siap makan yang ada di sekitaran rumah. Lama – lama bosan juga sih makan makanan yang itu – itu lagi, belum lagi jajan diluar itu kan nggak selalu bersih dan higienis.

Bahkan beberapa kali juga habis makan diluar malamnya atau besoknya langsung diare. Duuuuh. 

Kita baru makan agak “bersih” dan agak “bener” kalo weekend aja dengan agenda masak bareng berdua. Bukan masak berdua sih, tapi si abang yang masak dan saya pengawasnya hehehehehe.

Sampe akhirnya dengan dibantu temen kantor abang kita bisa punya asisten rumah tangga yang jago banget masaknya, ditambah juga si mbak pinter bikini jamu – jamuan untuk saya yang belum dikaruniai dedek bayi. Tapiiiii ternyata si mbak nggak balik lagi kerumah setelah libur Idul Fitri dengan berbagai alasan.

Lama – lama kasihan juga sama si abang yang kesan nya nggak keurus karena istrinya nggak bisa masak dan rumah lebih sering berantakan karena ditinggal kerja dari pagi dan baru sampe rumah malam. Saya sendiri sampe rumah kadang nggak sanggup buat bersih – bersih, karena sudah ngantuk.

Jadi akhirnya sekitar Bulan Maret 2015 saya memutuskan untuk resign. 

Keputusan untuk resign nggak cuman karena alasan nggak bisa masakin suami dan nggak bisa beres – beres rumah aja sih, tapi karena ada beberapa project yang memang harus dikerjakan. 

Dan bonusnya adalah bisa ngurusin si abang, rumah & belajar masak. Iya belajar MASAK baru dimulai di Maret 2015, setelah menikah dibulan Maret 2013

Hasil belajar masak, setelah 2 tahun menikah :)

Ayat - Ayat Cinta 2



Novel Ayat - Ayat Cinta & Ayat - Ayat Cinta 2

Akhirnya sampai juga novel Ayat – Ayat Cinta yang kemarin saya beli lewat toko buku online Bukukita.com. Senengnya waktu beli kebetulan lagi ada promo gratis novel Ayat – Ayat Cinta yang pertama dengan harga sama dengan yang ada di toko buku, plus buku yang kedua dapet tanda tangan dari penulisnya.

Kali ini saya bukan mau menulis tentang synopsis ceritanya, tapi saya ingin menuliskan tentang pendapat saya terhadap novel ini.

Sebelum membuka Bab pertama novel ini, yang saya perhatikan adalah tebal bukunya. Wooow bukunya lebih tebal dari seri sebelumnya. Saya membatin, semoga isinya nggak membosankan, semoga isinya menarik seperti novel Ayat – Ayat Cinta yang pertama. Daaaan yang terjadi adalah saya justru nggak bisa berhenti membuka lembar demi lembar novel ini karena banyak yang membuat penasaran. Sampe suami saya komentar, emang nggak capek baca buku setebel itu dari pagi sampe malem nggak berhenti – henti.

Di lembar – lembar awal novel Ayat – Ayat Cinta 2 ini saya dibuat penasaran dengan sosok Aisyah istri Fahri yang sebelumnya di kabarkan sedang mengandung anak pertama mereka, namun kali ini sosoknya sama sekali belum muncul. Karena terus penasaran, akhirnya saya langsung membuka bagian akhir novel tersebut untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi dengan Aisyah hehehe, jangan ditiru yaaa.

Sosok Fahri dalam novel ini digambarkan sebagai seorang yang menurut pendapat saya pribadi terlalu sempurna hehehehe. Bayangkan menikah dengan wanita kaya raya, baik hati kepada semua orang meskipun sudah diperlakukan dengan tidak baik, ikhlas membantu sesama tanpa memperhitungkan apapun, sabar luar biasa, setia kepada istrinya, taat beragama dalam kondisi apapun dan sukses di karirnya. Sosok suami idaman semua wanita pastinya. Meskipun demikian, saya percaya sosok seperti ini pasti masih ada, walaupun mungkin sulit dijumpai.

Pelajaran paling berharga dari kedua novel karya kang Abik yang ingin saya terapkan adalah mengenai keikhlasan Aisyah sebagai istri yang berbakti kepada suaminya sebagai Imam. Bakti yang dilandasi atas cinta kepada sang pencipta dan agama. Bayangkan aja bagaimana dia ikhlas mengijinkan suaminya berpoligami (meskipun akhirnya Maria meninggal dunia) dan kuat melihat suaminya hidup dengan keluarga barunya. Kalau dipikir tentu hal ini nggak akan mungkin terjadi di dunia nyata. Nggak mungkin disini maksudnya adalah mengenai sosok wanita yang rela dipoligami dengan alasan apapun (pendapat saya sih).

Secara keseluruhan saya suka dengan jalan cerita yang dituliskan oleh kang Abik dalam novel Ayat-Ayat Cinta, baik yang pertama maupun yang kedua. Banyak hal positif yang diberikan, namun tidak terkesan sedang menggurui. Ayat – ayat Alquran, hadist, pendapat ulama, sejarah Islam, bahkan hingga cuplikan – cuplikan kitab suci beberapa agama pun ditampilkan didalam novel ini. Jadi jangan ragu untuk membaca novel ini secara keseluruhan ya, karena selain sangat menghibur juga sarat akan manfaat.